Abstract:
Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting atau vital di kehidupan manusia. Bahkan listrik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari saat ini karena peralatan elektronik membutuhkan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Sistem tenaga listrik harus bekerja secara optimal dalam melayani beban yang bersifat fluktuatif dan jenis beban yang beragam. Salah satu masalah yang timbul adalah terjadinya gangguan yang mengakibatkan ketidakstabilan tegangan pada sistem. Untuk mengatasi gangguan jatuh tegangan (voltage drop) pada sistem transmisi, dipasang kapasitor bank (fix capacitor) dan Flexible AC Transmision System (FACTS) Device, salah satunya adalah Static VAR Compensator (SVC). Dalam sebuah sistem, permasalahan umum yang sering terjadi pada penggunaan peralatan ini adalah penentuan nilai kapasitas SVC untuk dialokasikan dalam sistem tenaga listrik. Pada penelitian ini membahas optimasi kapasitas SVC sehingga dapat mengetahui kapasitas SVC yang tepat untuk menstabilkan tegangan menggunakan algoritma genetika (GA). Dengan metode Algoritma Genetika, nilai SVC yang optimal pada Bus 50 = 175,94 MVar dengan tegangan 491,043 KV, pada Bus 47 = 288,43 MVar dengan tegangan 475,922 KV, dan pada bus 14 = 404,8 MVar dengan tegangan 478,867 kV. Berdasarkan hasil diatas, dengan demikian sistem dapat dikatakan stabil.
Description:
Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting atau vital di kehidupan manusia. Bahkan listrik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari saat ini karena peralatan elektronik membutuhkan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Untuk itu energi listrik yang dihasilkan harus digunakan secara efisien, efektif dan dapat diandalkan. Selain pemenuhan kebutuhan daya listrik, juga diperlukan stabilitas tenaga listrik yang andal. Permintaan konsumen terhadap tegangan listrik terus meningkat. Akan tetapi perluasan pembangkit tenaga listrik dan pembangunan saluran transmisi yang baru sangat terbatas.
Sistem tenaga listrik harus bekerja secara optimal dalam melayani beban yang bersifat fluktuatif dan jenis beban yang beragam. Karakteristik beban sangat mempengaruhi kapasitas (capacity) dan kemampuan (capability) sistem dalam menyalurkan daya. Konfigurasi jaringan yang luas dan berkembang juga menyebabkan pengoperasian sistem tenaga listrik menjadi lebih rumit dan sulit dikontrol. Salah satu masalah yang timbul adalah terjadinya gangguan yang mengakibatkan ketidakstabilan tegangan pada sistem.Untuk mengatasi gangguan jatuh tegangan (voltage drop) pada sistem transmisi, dipasang kapasitor bank (fix capacitor) dan Flexible AC Transmision System (FACTS) Device, salah satunya adalah Static VAR Compesator (SVC).
Static VAR Compensator (SVC) adalah alat yang dapat meghasilkan atau menyerap daya reaktif statis yang dihubungkan paralel dan mempunyai keluaran (output) yang bervariasi untuk menjaga atau mengontrol parameter spesifik dari suatu sistem tenaga listrik. SVC terdiri dari komponen TCR (Thyristor Controlled Reactor), TSC (Thyristor Switched Capasitor) dan Filter Capasitor (FC). Filter harmonisa terhubung paralel dengan TCR yang berfungsi untuk mengatasi harmonisa yang dihasilkan oleh TCR. Prinsip kerja SVC adalah dengan mengatur sudut penyalaan thyristor, sehingga dapat mengatur keluaran daya reaktif dari SVC. Tujuan utama pemasangan SVC adalah untuk menjaga perubahan tegangan pada bus dalam jaringan serta untuk meningkatkan stabilitas tegangan dengan cara menyuntikkan daya reaktif dengan mengendalikan arus kapasitif atau arus induktif. Untuk menentukan nilai SVC yang tepat, maka digunakan metode optimasi dengan menggunakan fungsi obyektif berdasarkan parameter rugi-rugi daya (Ploss), rugi-rugi tegangan (Vloss) dan kapasitas SVC. Pemasangan SVC pada satu atau beberapa titik tertentu dalam jaringan listrik, dapat meningkatkan kapasitas penyaluran dan mengurangi rugi – rugi daya.
Dalam sebuah sistem, permasalahan umum yang sering terjadi pada penggunaan peralatan ini adalah penentuan nilai kapasitas SVC untuk dialokasikan dalam sistem tenaga listrik. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Heru Pujo P (2016), yang berjudul Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Sistem Jawa-Madura-Bali dengan Pemasangan SVC Setelah Masuknya Pembangkit 1000 MW Paiton telah ditemukan bus bus yang tidak stabil. Bus tersebut kemudian di pasang SVC, namun pada penelitian tersebut hanya membahas masalah lokasi penempatan SVC yang tepat. Pada penelitian ini akan membahas optimasi kapasitas SVC sehingga akan mengetahui kapasitas SVC yang tepat untuk menstabilkan tegangan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, perlu digunakan suatu metode algoritma untuk menentukan kapasitas SVC dalam sistem sehingga dapat diperoleh harga yang optimal. Salah satu metode untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan metode Algoritma Genetika.
Dengan metode Algoritma Genetika, hasil dari pencarian nilai SVC yang optimal pada Bus 50 = 175,94 MVar dengan tegangan 491,043 KV, pada Bus 47 = 288,43 MVar dengan tegangan 475,922 KV, dan pada bus 14 = 404,8 MVar dengan tegangan 478,867 kV. Berdasarkan hasil diatas, dengan demikian sistem dapat dikatakan stabil.