Abstract:
Kemajuan peradaban setidaknya membawa implikasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, tak terkecuali pada msyarakat pesisir di tanah air. Konflik nelayan tradisional dengan nelayan modern atau nelayan lokal dengan nelayan Andon (pendatang) di Selat Madura Jawa Timur masih potensial. Fenomena ini menjadi penting untuk dicermati mengingat keberadaan nelayan tradisional dengan kharakteristik aktivitasnya mendapatkan 'ruang ' pengakuan dalam Undang-undang Pemerintah Daerah. Buku ini ditulis untuk mendalami eksistensi nelayan tradisional dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan laut sebagai sumberdaya milik bersama (CPR) oleh berbagai asal nelayan di Selat Madura. Komitmen nelayan pesisir selatan Bangkalan dengan pola penangkapan tradisional telah membuahkan kelestarian sumberdaya perikanan laut hingga kini. Potensi konflik di Selat Madura memberi isyarat akan adanya komunitas nelayan yang memiliki kepentingan atas pemanfaatan sumber daya milik bersama (CPR) terusik eksistensinya. Peran 'Petinggi' mdalam 'mengawal' proses transformasi sosial dalam eksistensi pola penangkapan tradisional perlu dikritisi. Model Kerjasama Antar Daerah (Intergovernmental Networks) setidaknya perlu menjadi pilihan solusi konflik nelayan.