Abstract:
Bahasa bukan hanya bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap, melainkan bunyi
yang bermakna dan memiliki struktur tertentu. Sementara itu, produksi fonologis
merupakan proses menghasilkan bunyi yang tercipta dari getaran di alat ucap
karena adanya energi yang bekerja. Getaran ini disadari dengan bunyi apabila
getaran itu cukup kuat dan dihantarkan ke alat dengar oleh udara sekitar. Agar
getaran ini memiliki berarti dan berstruktur, maka diperlukan alat ucap dan akal
pikiran untuk memproduksi bahasa. Dalam penelitian ini, dipilih subjek anak anak
down syndrome tipe trysomi 21 yang merupakan suatu kondisi keterbelakangan
perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan abnormalitas perkembangan
kromosom nomor 21. Anak down syndrome memerlukan perawatan khusus berupa
terapi untuk mendidiknya agar mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Terapi
merupakan perlakuan-perlakuan untuk mengurangi atau menghilangkan gejalagejala gangguan psikologis maupun fisik agar tubuh dan jiwa bisa bekerja dengan
maksimal.
Rumusan masalah penelitian ini yang pertama adalah bagaimana produksi
fon anak down syndrome usia 10—12 tahun berdasarkan tingkat kecerdasan dan
masa terapi? Rumusan masalah yang kedua adalah penyimpangan fonologis anak
down syndrome usia 10—12 tahun berdasarkan tingkat kecerdasan dan masa
terapi. Sementara itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
permasalahan, sesuai dengan pembahasan yang berdasar pada rumusan masalah.
Penelitian yang akan menghasilkan analisis berupa deskripsi produksi
fonem dan penyimpangannya pada anak down syndrome ini secara teoretis
diharapkan memberikan sumbangan pemikiran ilmiah bagi Linguistik, khususnya
pada bidang Fonologi. Sementara itu, manfaat Praktis studi kasus ini diharapkan
dapat dijadikan landasan untuk memperbaiki dan mempermudah pengujaran atau
proses pelatihan ujaran serta pemulihan fonologis bagi anak down syndrome.
Bermanfaat bagi orang tua dan terapis down syndrome terkait produksi fonologis
anak down syndrome. Memberikan masukan bagi guru terapi ujaran dalam
menangani kasus anak down syndrome, khususnya dalam kegiatan speech therapy
sehinggga anak-anak tersebut dapat meningkatkan komunikasi verbalnya.
Jurnal Buana Bastra Tahun 3. No.1 April 2016
31
Bermanfaat dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, sehingga mampu
memperkenalkan dan mengajarkan anak down syndrome agar bisa memproduksi
fon lebih baik. Bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang
ingin mengembangkan penelitian di bidang produksi fonologis.
Penelitian dengan judul “Produksi Fonologis Anak Down Syndrome usia
10—12 Tahun Berdasarkan Tingkat Kecerdasan dan Masa Terapi” ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan
yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angka tetapi berupa kualitas
bentuk-bentuk variabel yang berwujud tuturan sehingga data yang dihasilkan
berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat individu, keadaan, gejala,
dari kelompok tertentu yang diamati. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
untuk mendeskripsikan data penelitian berupa produksi bahasa lisan anak down
syndrome. Data penelitian ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni produksi fon
dan penyimpangan fonologis. Produksi fon dan penyimpangan fonologis diambil
dari ujaran subjek. Pengambilan data dilakukan sampai data yang dibutuhkan
sudah terpenuhi atau selama satu bulan. Pengambilan data dilakukan mulai 20
Mei 2015 sampai dengan 30 September 2015 atau sampai data yang dibutuhkan
sudah terpenuhi.
Hasil penelitian ini adalah terapi berdampak positif dalam produksi
fonologis dan peminimalisasi penyimpangan fonologis anak down syndrome. Hal
tersebut tampak pada perbandingan kelompok subjek down syndome yang
menjalani masa terapi 1—3 tahun dengan 4—6 tahun. Anak yang menjalani masa
terapi selama 4—6 tahun lebih banyak memproduksi fon dibanding anak yang
hanya menjalani masa terapi 1—3 tahun. Tingkat kecerdasan juga berpengaruh
dalam produksi fonologis dan penyimpangan fonologis anak down syndrome.
Semakin tinggi tingkat kecerdasan, tingkat keberhasilan produksi fon semakin
tinggi dan tingkat penyimpangan fonologis semakin rendah. Semakin rendah
tingkat kecerdasan dan semakin singkat masa terapi, tingkat keberhasilan produksi
fon dan penyimpangan fonologis yang terjadi akan semakin rendah. Jadi, banyak
atau sedikitnya fon yang diproduksi serta penyimpangan fonologis, bergantung
pada tingkat kecerdasan dan masa terapi.